4 Dugaan Kemasukan dan Pengusiran Setan

sangataneh.com – ada sejumlah kejadian kemasukan setan dalam sejarah, dan beberapa dari kasus tersebut menyebabkan kematian sadis dari satu individual ataupun pengusiran setan berdasarkan gereja. Menariknya, ritual pengusiran hantu jaman dulu ini kembali lagi dalam abad ke-20 ini. Apakah benar ada makhluk jahat yang bisa memaksa diri mereka memasuki dan mengambil alih tubuh manusia, ataukah konsep ini hanyalah bohong belaka?

Keluarga Perron

Pada tahun 1971, keluarga Perron  pindah ke rumah baru mereka di pedesaan Burrillville, Rhode Island, rumah petani yang luas, yang dibangun pada abad ke-18. Setelah beberapa malam dirumah tersebut, si ibu, Carolyn Perron, melihat bayangan wanita tua digantung dari langit-langit kamarnya, dan beberapa minggu kemudian, suara-suara aneh terdengar dari langit-langit, pintu terbuka dan tertutup dengan sendirinya, serta makanan akan terasa seperti darah.

Cerita keluar Perron ini adalah inspirasi untuk film The Conjuring, tetapi film tersebut tidak menceritakan keseluruhan kisah. Setelah Ibu Perron dirasuki, keluarga tersebut masih tetap tinggal disitu selama kira-kira 9 tahun, dan semacam “belajar” untuk hidup berdampingan dengan para arwah.

Robert Si Boneka

Robert si boneka ini adalah mimpi buruk bagi anak-anak. Berdasarkan kisahnya, boneka ini diberikan kepada Eugene Otto muda, anak dari dua seniman yang baru saja pindah ke Key West, Florida pada akhir abad ke-19. Si pemberi boneka, seorang pemuda Jamaika dipekerjakan sebagai pengasuh Eugene.

Segera setelah itu, keluarga Otto mula mendengarkan Eugene berbicara dengan boneka tersebut, dan beberapa minggu setelahnya, Eugene mulai berteriak dimalam hari, mengatakan bahwa Robert mencoba membunuhnya. Para tetangga melaporkan bahwa boneka tersebut bergerak dimalam hari.

Setelah Eugene meninggal di tahun 1972, boneka horror tersebut menakut-nakuti pemilik baru rumah untuk beberapa tahun sebelum dimasukkan kedalam museum di Key West.

Kotak Dibbuk

Semuanya bermula saat pedagang antic Kevin Mannis membeli kabinet anggur tua di tahun 2000. Kabinet tua itu memiliki cerita, dimana pada mulanya kabinet tersebut milik seorang nenek, yang menjauhkannya dari jangkauan orang lain agar tidak ada yang membukanya. Nenek tersebut menyebut kabinet ini “kotak dibbuk.” Dibbuks adalah arwah dari cerita-cerita Yahudi “mengunci” dirinya kedalam orang lain ataupun objek tertentu, membawa pertanda sial, penderitaan, dan kematian.

Setelah meninggalkan kabinet yang baru dibeli tersebut di kantornya, Mannis menerima telepon histeris dari sekretaisnya, bahwa seseorang atau sesuatu berteriak dan menghancurkan benda-benda dikantornya. Seseorang juga mengunci semua pintu. Saat kembali ke kantor, Mannis mendapati bahwa semua lampu dikantor telah rusak dan sekretarisnya duduk dipojokan ruang kantor, sambil terisak-isak. Dia lalu menghadiahkan kabinet tersebut pada ibunya, yang lalu segera menderita stroke.

Sekarang ini kotak dibbuk dimiliki oleh Jason Haxton, seorang kurator museum yang mengoleksi benda-benda gaib.

Julia

Pada tahun 2008, Dr. Richard Gallagher, seorang psikiatri dan staf pengajar di Columbia University Psychoanalytic Institute, diberikan kesempatan unik. Dia diminta oleh seorang uskup untuk membuat evaluasi psikiatrik dari wanita yang “katanya” telah diserang oleh setan.

Selama evaluasi, si wanita, sebut saja “Julia,” adalah wanita yang benar-benar normal. Tetapi pada waktu yang tidak tentu, dia akan mengalami kesurupan singkat yang diikuti dengan amukan dan juga teriakan, “Pergilah, tolol! Tinggalkan dia sendiri!” Benda-benda disekitar Julia berhatuhan, dan dirinya akan mulai bergear hebat. Dan, layaknya sakelar lampu, dia akan kembali normal tanpa adanya sedikitpun memori tentang hal yang telah dia alami.

Setelah evaluasi, keputusan telah diambil, untuk melakukan pengusiran setan, dimana Gallagher juga menghadiri ritual tersebut. Saat ritual dimulai, Julia akan mulai berteriak dan memaki-maki pendeta, terkadang dalam bahasa Latin dan Spanyol. Katanya, dia juga melayang sekitar 15 cm dari tanah selama setengah jam.